Wednesday, April 23, 2008

Pelajaran ”Character Building” Harus Diajarkan di SMA/SMK

CISARANTEN KULON, (GM).-
Ketua Umum Persatuan Guru dan Dosen Swasta Republik Indonesia (PGDSRI), Drs. H. Sali Iskandar menegaskan, pelajaran character building dan kewirausahaan harus diajarkan di SMA dan SMK. Dengan begitu, siswa memiliki bekal belajar berwirausaha, marketing, manajemen, mencari peluang, dan belajar membangun kemandirian bangsa.

"Setelah siswa lulus SMA/ SMK dan terjun ke masyarakat, jangan sampai mereka merasa bengong dan aneh. Kondisi itu akan berdampak buruk untuk perkembangan mereka," kata Sali di ruang kerjanya, Jln. Cisaranten Kulon Bandung, Selasa (22/4).

Menurut Sali, jika pelajaran character building dan kewirausahaan dimasukkan dalam salah satu mata pelajaran di SMA dan SMK, sangat wajar jika kedua pelajaran itu dimasukkan dalam ujian nasional (UN). Langkah itu, katanya, akan membuat UN yang paripurna. Materi UN bukan sekadar pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS), namun ditambah dengan pelajaran agama, character building, dan kewirausahaan. "Melalui cara demikian, siswa bukan hanya pandai matematika dan IPS, tetapi ada kepandaian lain yang bermanfaat untuk masa depan," ujarnya.

Menyinggung penyelenggaraan UN, Sali mengatakan, UN merupakan akumulasi seluruh komponen kegiatan pembelajaran siswa, guru, dan sekolah. Untuk itu, katanya, hasil UN jangan hanya menghasilkan angka-angka lulus atau tidak lulus siswa, tetapi harus dijadikan pedoman dasar untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik tingkat lokal maupun nasional.

Selanjutnya Sali mengatakan, setelah beberapa kali melaksanakan UN, evaluasi terhadap UN harus dilakukan.

"Penyelenggaraan UN harus berdampak positif terhadap perkembangan jiwa anak, guru, sekolah, Dinas Pendidikan, bupati/wali kota, gubernur, hingga menteri dan presiden. UN bukan hanya menjawab lembaran-lembaran soal, tetapi merupakan titik awal, tengah, dan titik akhir dalam membangun kemandirian bangsa," ujarnya.

Ditambahkannya, di masa depan, lulusan SMA/SMK harus mampu berpikir dan menciptakan sesuatu. Bangsa ini, katanya, akan bangga jika lulusan SMA/SMK bisa hidup mandiri.

"Saat terjun ke masyarakat, lulusan SMA/SMK tidak bercita-cita ingin bekerja kepada orang lain, namun ingin membuka usaha dan mempekerjakan orang lain," imbuhnya. (B.80)**

0 comments:

 

WHEN SUHENG TALK... Template by Ipietoon Cute Blog Design