Kebenaran pada dasarnya adalah milik Allah SWT, begitu pula dengan hak menghakimi dan mengaku kebenarannya. Akan tetapi, tampaknya pada saat ini manusia telah diliputi oleh kesombongannya. Merasa diri lebih kaya, lebih pandai, lebih pintar dan lebih benar.
Kesombongan telah mengantarkan manusia untuk menjajah orang lain,menganggap rendah bangsa kulit berwarna (apartheid), dan yang paling paling parah mengaku dirinya ’tuhan’, karena ’akulah yang paling benar’.
Dogma, fanatisme dan keyakinan ’akulah yang paling benar’ telah menjadi virus yang merusak dan mengancam kehidupan manusia lain, sedangkan para pelakunya telah menganggap dirinya sebagai ’dewa penyelamat demokrasi’, ’penyelamat peradaban’,’pencipta perdamaian dunia’. Kenyataannya? Semua yang ada hanyalah penyebaran kebencian terhadap suatu kaum, penghinaan terhadap bangsa kulit berwarna, mencari ’popularitas politik’, dan eksploitasi bangsa yang miskin. Snouck Hugronje, Geert Wilders, Hitler dan Bush adalah contoh-contoh manusia yang merasa ’paling benar’ dengan tindakannya.
Film ‘Fitna’, ‘isu nuklir dan senjata pemusnah masal”, “holocaust (diragukan kebenarannya)” adalah karya-karya agungnya yang berselimut “kebenaran” dalam persepsinya..karena aku adalah yang “paling benar”.
Thursday, April 3, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment